Tari Dolalak Khas kab. Purworejo
Sejarah
terciptanya tarian Dolalak yang menjadikan tarian khas dari Purworejo ini konon
bermula dari peniruan oleh beberapa pengembala terhadap gerakan tarian dansa
serdadu Belanda. Penamaan Dolalak diambil dari dari dominannya notasi nada do –
la – la yang dinyanyikan serdadu Belanda untuk tarian dansa mereka.

Dalam
perkembangannya, iringan musik tarian Dolalak menggunakan instrumen musik
jidur, terbang, kecer, dan kendang. Sedang untuk iringan nyanyian menggunakan
syair-syair dan pantun berisi tuntunan dan nasehat. Isi syair dan pantun yang
diciptakan, campuran dari Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia sederhana.
Untuk kostum
penari Dolalak, mengenakan layaknya pakaian serdadu Belanda, pakaian lengan
panjang hitam dengan pangkat di pundaknya, mengenakan topi pet, dan berkacamata
hitam.
Yang unik dan
paling menarik dari tari Dolalak adalah ketika penari memasuki tahap tarian
trance ( kemasukan roh halus ). Saat penari mengalami trance yang ditandai
dengan mengenakannya kaca mata hitam, penari akan mampu menari berjam-jam tanpa
henti. Selain itu gerak tariannya pun berubah menjadi lebih energik dan
mempesona. Kesadaran penari akan pulih kembali setelah sang dukun “ mencabut “
roh dari tubuh sang penari.
Tarian Dolalak,
semula ditarikan oleh para penari pria. Namun dalam perkembangannya, tahun 1976
Dolalak ditarikan oleh penari wanita. Dan hampir setiap grup Dolalak di Purworejo,
kini semua penarinya adalah wanita. Jarang sekali sekarang ini ditemui ada grup
Dolalak dengan penari pria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar